Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menegaskan komitmennya menjaga akses pendidikan tetap terjangkau di tengah semakin terbatasnya alokasi dana dari pemerintah pusat sejak berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).
Hal itu disampaikan Rektor Unhas, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa, saat rapat senat terbuka luar biasa dalam rangka Dies Natalis ke-69 Unhas di Gedung Baruga A.P. Pettarani, Sabtu (13/9).
Menurutnya, status PTN-BH membuat dukungan APBN menurun, namun juga memberi peluang besar bagi Unhas untuk berinovasi. Salah satunya dengan memperkuat sektor usaha kampus sekaligus menggerakkan partisipasi alumni melalui dana abadi.
”Unhas masih terus berjuang meningkatkan dana abadi. Meski kini sudah terkumpul lebih dari Rp24 miliar, jumlah itu masih jauh tertinggal dibanding universitas besar lain seperti UI, IPB, maupun USU,” ungkapnya.
Rektor pun secara terbuka mengajak para alumni, pejabat daerah, hingga tokoh masyarakat untuk ikut memperkuat dana abadi Unhas. Ia menilai dukungan tersebut akan menjadi penopang utama dalam menjaga keberlanjutan akses pendidikan bagi mahasiswa dari berbagai lapisan.
Pada tahun akademik 2024–2025, Unhas menyalurkan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) senilai Rp9,36 miliar bagi sekitar 5 ribu mahasiswa. “Tidak boleh ada mahasiswa Unhas yang berhenti kuliah hanya karena biaya,” tegasnya.
Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 29 ribu mahasiswa menerima berbagai bentuk beasiswa. Bahkan pada 2025 saja, tercatat 10 ribu mahasiswa mendapat bantuan pendidikan. Dukungan finansial ini turut mendongkrak prestasi akademik, tercermin dari 230 medali yang diraih mahasiswa Unhas di tingkat nasional dan internasional sepanjang tahun ini.
Dari sisi tata kelola, Unhas juga menunjukkan konsistensi. Kampus merah itu meraih Gold Medal SNI Award dua tahun berturut-turut, mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 15 tahun tanpa jeda, serta menempatkan tiga fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Kehutanan dalam nominasi Zona Integritas 2025 tingkat nasional.